Dari sejak kecil saya
emang pengen banget yang namanya belajar beladiri. Karena di desa
saya belum ada pelatihan beladiri. Sampai SMP pun saya cari-cari
exkul beladiri, tapi saat itu masih belum ada juga. Akhirnya saat SMK
saya sering ikut organisasi di luar sekolah. Saat organisasi yang
saya ikutin mengadakan pelatihan-pelatihan dikenalkan dah kita dengan
beladiri pencak silat pagarnusa (Pagar NU dan Bangsa). Dari situ saya
mencari informasi dimana pelatihan pencaksilat tersebut mengadakan
pelatihan. Dan saat itu juga banyak yang tertarik untuk ikutan.
Diajaklah saya ke tempat pelatihan pencaksilat tersebut. Jarak tempat
pelatihannya lumayan jauh karena melewatin empat desa.
Memang saat pertama
latihan banyak banget peserta yang ikut. Tapi seiring bejalannya
waktu teman-teman berlatih saya makin berkurang, karena mungkin
banyak sebab yang membuat mereka semakin tidak bersemangat untuk
meneruskan pelaithan mereka. Ya diantaranya tempat yang terlalu jauh
dan mempunyai kesibukan-kesibukan tersendiri. Karena saya anak orang
yang bisa dibilang belum kaya maka saat itu saya belum mempunyai
kendarakan sepeda motor sendiri. Oleh karena itu saya pun agak
terkendala untuk berlatih di tempat tersebut. Tetapi semangat saya
untuk belajar beladiri di sana sangat besar, sehingga mengalahkan
rasa galau saya. Di samping itu banyak juga temen-temen saya di sana
yang mensuport saya. Jadi saya tetep berlatih walau datang ke sana
menggunakan sepeda mini milik adik saya. Bahkan ada juga yang lebih
bersemangat dari saya. Ada temen saya perempuan yang datang dari luar
kota yang tiap latihan, 1 minggu sekali dia bela-belain datang,
sendiri pula yang ternyata waktu saya maen ke rumahnya lumayan jauh.
Hebat tuh anak. Tapi dia sudah tak aktif lagi saat dia menikah.
Tak lama saya berlatih
di sana tiba juga saat-saat yang murid-murid nantikan, yaitu ujian
kenaikan sabuk. Kenaikan sabuk yang pertama sabuk putih dan diadakan
di tempat saya berlatih. Kenaikan sabuk yang pertama fisik terkuras
habis, karena saat pagi sampai siang kita disuruh lari yang jauhnya
-+ 10 kilometer dengan 2 pos. Pos pertama kalau gak salah inget kita
disuruh push up, set up, dan back up. Pos ke dua kita disuruh push
up, tendangan dan pukulan. Dan saat malam tiba kita agak santai
karena hanya berlatih jurus. Paginya kita pun pulang dengan gembira
karena kita semua dapat sabuknya. Selang beberapa waktu ternyata di
kota saya diadakan POPDA. Di situ saya diminta ikut oleh pelatih saya
mewakili sekolahan tempat saya belajar. Saat itu saya masih kelas 2
SMK. Dan akhirnya saya pun ikut dan hasilnya ya lumayan, karena saya
mendapat juara 2. Walaupun pengen banget bisa juara 1 dan ikut
tanding lagi di tingkat provinsi, tapi ya sudahlah itung-itung buat
pengalaman, hehehe..
Kemudian singkat
cerita hari dimana akan diadakan kenaikan sabuk yang ke dua pun tiba.
Di ujian ini untuk kenaikan sabuk berwarna kuning. Seneng rasanya
setiap ada kenaikan sabuk, karena selain dapat mengetahui hasil
latihan kita selama ini, juga kita dapat pengalaman baru dan seru
tentunya. Kenaikan sabuk yang ke dua diadakan di lereng gunung. Ujian
ini adalah ujian yang paling seru menurut saya, selain menegangkan
juga sangat menantang. Di ujian ini bisa dikatakan terbalik dengan
ujian yang pertama. Kalau ujian yang pertama siang kita ujian fisik
dan malam kita ujian jurus, di ujian ini siang lebih ke ujian jurus
dan malam ujian fisik. Di malam tiba mula-mula kita dibentuk sebuah
tim, campur antara laki-laki dan perempuan. Dan kita diminta berjalan
sesuai rute, dimana rute tersebut di lerengg gunungan yang terjal dan
gelap gulita dan penerangan kita adalah senter. Di ujian kali ini
terdapat 2 pos juga. Saat sampai pada pos pertama kita di uji
bagaimana kuda-kuda kita, jika salah memar tuh kaki di tendang
pelatih. Di pos ke dua tim kita dipecah menjadi per 2 orang. Pertama
saya dan teman saya dengan tegangnya berjalan dahulu. Sampainya
disuatu tempat ada 2 orang yang saat itu agak samar-samar saya ingat
orang-orang tersebut. Kemudian kita temui 2 orang tersebut dan
tiba-tiba mereka menendang saya dan menyerang kita. Kita pun
bertarung 2 orang melawan 2 orang alias 1 lawan 1. tak lama kita
bertarung tiba-tiba lawan kita bertambah 2 orang lagi, walhasil kita
pun mulai kualahan. Setelah kita mulai kelelahan dan kehabisan
tenaga, pertandingan pun mereka hentikan dan kita dipersilahkan
melanjutkan perjalanan. Sembari berjalan kita berdua menunggu
teman-teman tim kita. Setelah semua di uji akhirnya kita pun berjalan
kembali bersama-sama tim kita tadi. Sesampainya di tempat
peristirahatan, kita istirahat sejenak sembari tiduran. Dan pas jam 3
dini hari ujian pun dimulai lagi. Tetapi kali ini adalah ujian
pengetahuan kita, dimana kita diarahkan ke suatu tempat ditepi parit
satu per satu. Kemudian kita ditanya-tanya seputar pagarnusa dan
agama. Ketika jawaban salah maka pancuran air super dingin di parit
samping kita pun menanti. Kerena saat itu jawaban saya salah akhirnya
saya pun harus bertapa di bawah panciran air parit itu hingga diminta
naik oleh pelatih. Sungguh betapa dinginnya air itu ditambah saat itu
jam 3 dini hari. Badan saya pun menggigil kedinginan, dan tidak itu
saja karena kita pun tidah boleh kembali sebelum ujian pengetahuan
ini berakhir. Sungguh terlalu, sambil kedinginan saya pun terus
bergerak agar badan saya tidak terlalu menggigil. Tetapi pecuma saja,
badan saya pun tetap menggigil sampai kita diminta kembali ke tempat
istirahat kita. Saat pagi tiba ujian jurus pun dimulai. Singkat
cerita ujian pun selesai dan kita kembali pulang ke tempat kita
latihan yang kemudian pulang ke rumah masing-masing.
Setelah itu semua
kembali berjalan seperti semula, berlatih seperti biasa di tempat
latihan kita. Rapat dan rapat pun digelar diantaranya untuk
memperluas jaringan yaitu dengan masuknya kita ke ekskul-ekskul di
sekolahan. Sembari tetap berlatih kita pun menjadi pelatih di
tempat-tempat ekskul tadi. Sesudah lulus sekolah tak lama ujian sabuk
yang ke tiga pun dimulai. Di ujian yang ke tiga untuk kenaikan sabuk
berwarna hijau. Namun ujian kali ini tak seseru ujian kemarin. Kerena
ujian yang ke tiga ini kita hanya diberi wejangan oleh guru besar dan
setelah itu hanya ujian jurus, udah selesai dan pelatihan pun
berjalan seperti biasa sampai suatu ketika saya mendapat panggilan
kerja di perusahaan bonafit di bekasi. Saat itulah saya sudah tidak
belajar beladiri lagi karena saya harus meranatau untuk mencari
nafkah. Dan akhirnya pun selesai perjalanan saya belajar beladiri di
suatu perguruan beladiri yang bernama PAGARNUSA. Terima kasih telah
ikut mewarnai hidup saya, semoga tetap langgeng dan makin jaya..
SALAM
PAGARNUSA
No comments:
Post a Comment